Design Thinking (Unmuh Barru)

Mengenal Design Thinking ala Michael Lewrick: Sebuah Pendekatan Inovatif untuk Memecahkan Masalah

Unmuhbarru.ac.id, Bima – Dengan era yang semakin kompleks dan dinamis, inovasi menjadi kunci keberhasilan bagi individu maupun organisasi. Salah satu pendekatan yang semakin populer untuk mendorong inovasi adalah Design Thinking. Michael Lewrick, seorang ahli dalam bidang ini, telah memberikan kontribusi signifikan dalam mengembangkan dan mempopulerkan konsep Design Thinking.

Design Thinking, secara sederhana, adalah suatu pendekatan yang berpusat pada manusia dalam memecahkan masalah. Pendekatan ini menggabungkan kreativitas, empati, dan analisis untuk menghasilkan solusi yang inovatif dan relevan. Lewrick menekankan pentingnya memahami kebutuhan dan keinginan pengguna (user) secara mendalam sebelum memulai proses desain.

Salah satu ciri khas dari Design Thinking ala Lewrick adalah penekanannya pada mindset. Ia percaya bahwa memiliki mindset yang tepat adalah kunci untuk dapat menerapkan Design Thinking secara efektif. Mindset ini mencakup rasa ingin tahu yang tinggi, kemampuan untuk berpikir terbuka, serta kesediaan untuk mencoba hal-hal baru. Lewrick juga menyoroti pentingnya kolaborasi dalam proses Design Thinking, di mana berbagai perspektif dapat saling melengkapi dan menghasilkan ide-ide yang lebih kreatif.

Lewrick membagi proses Design Thinking menjadi beberapa tahap, yang dimulai dengan tahap empati. Pada tahap ini, tim desain berusaha untuk memahami pengguna secara mendalam melalui berbagai metode seperti wawancara, observasi, dan persona. Setelah memahami pengguna, tim kemudian melakukan tahap definisi masalah. Tahap ini bertujuan untuk merumuskan masalah yang akan dipecahkan secara jelas dan terukur.

Tahap selanjutnya adalah ideasi. Pada tahap ini, tim secara aktif menghasilkan ide-ide sebanyak mungkin untuk memecahkan masalah yang telah didefinisikan. Tidak ada ide yang dianggap buruk pada tahap ini, karena semua ide dapat menjadi inspirasi untuk ide-ide yang lebih baik. Setelah menghasilkan banyak ide, tim kemudian melakukan tahap prototyping. Pada tahap ini, ide-ide yang dianggap paling potensial diwujudkan dalam bentuk prototipe sederhana. Prototipe ini kemudian diuji dengan pengguna untuk mendapatkan feedback.

Tahap terakhir adalah testing. Pada tahap ini, prototipe yang telah diuji kemudian disempurnakan berdasarkan feedback yang diperoleh. Proses iterasi ini dilakukan berulang kali hingga dihasilkan solusi yang optimal.

Mengapa Design Thinking Penting?

Design Thinking menawarkan sejumlah manfaat bagi individu dan organisasi. Pertama, Design Thinking dapat membantu kita untuk lebih memahami kebutuhan dan keinginan pengguna, sehingga solusi yang dihasilkan lebih relevan dan bernilai. Kedua, Design Thinking dapat mendorong kreativitas dan inovasi, sehingga kita dapat menemukan solusi-solusi yang unik dan berbeda dari yang sudah ada. Ketiga, Design Thinking dapat meningkatkan kolaborasi dan kerja sama tim.

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, Design Thinking dapat menjadi alat yang berharga dalam mengelola “bisnis”. Banyak perusahaan ataupun institusi yang telah berhasil menerapkan Design Thinking untuk mengembangkan produk dan layanan baru yang inovatif. Selain itu, Design Thinking juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan pemerintah.

Penutup

Design Thinking yang digagas oleh Michael Lewrick menawarkan pendekatan yang komprehensif dan efektif untuk memecahkan masalah. Dengan menekankan pada empati, kreativitas, dan kolaborasi, Design Thinking dapat membantu kita untuk menghasilkan solusi yang inovatif dan bernilai. Dalam era yang semakin kompleks dan dinamis, Design Thinking menjadi kemahiran yang perlu untuk dikuasai seiring dengan kebutuhan tata kelola organisasi.

Kata Kunci: Design Thinking, Michael Lewrick, inovasi, empati, kolaborasi, pemecahan masalah

Cite this article as: Ismail Suardi Wekke, "Mengenal Design Thinking ala Michael Lewrick: Sebuah Pendekatan Inovatif untuk Memecahkan Masalah," in Publikasi Universitas Muhammadiyah Barru, December 24, 2024, https://publikasi.unmuhbarru.ac.id/2024/12/24/mengenal-design-thinking-ala-michael-lewrick-sebuah-pendekatan-inovatif-untuk-memecahkan-masalah/.
Muhammadiyah (Unmuh Barru)

112 Tahun Muhammadiyah: Perjalanan Memakmurkan Bangsa

Unmuhbarru.ac.id, Jakarta – Muhammadiyah, organisasi modern Islam terbesar di Indonesia, telah merayakan miladnya yang ke-112 yang juga dilakanakan berama dengan Tanwir di Kupang. Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta, Muhammadiyah telah menjadi pilar penting dalam sejarah pergerakan Islam di Indonesia.

 

Visi Kemakmuran

Kelahiran Muhammadiyah pada awal abad ke-20 merupakan sebuah respon terhadap tantangan zaman. KH. Ahmad Dahlan melihat perlunya pembaruan dalam Islam agar sesuai dengan perkembangan zaman. Muhammadiyah hadir dengan visi untuk memberikan penafsiran Islam yang lebih modern, rasional, dan relevan dengan kehidupan masyarakat.

Selama lebih dari seabad, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi bangsa Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

    • Pendidikan: Muhammadiyah mendirikan berbagai lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Melalui pendidikan, Muhammadiyah mencetak generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki jiwa kepemimpinan.
    • Kesehatan: Muhammadiyah juga aktif dalam bidang kesehatan dengan mendirikan rumah sakit, klinik, dan puskesmas. Layanan kesehatan yang diberikan oleh Muhammadiyah sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu.
    • Dakwah dan Sosial: Muhammadiyah senantiasa aktif dalam kegiatan dakwah dan sosial. Melalui berbagai program, Muhammadiyah berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperkuat tali persaudaraan.
    • Kebencanaan: Melalui MDMC, Muhammadiyah bergerak cepat merespon bencana, memberikan bantuan darurat dan jangka panjang. Melalui MDMC, Muhammadiyah aktif dalam penanggulangan bencana di Indonesia, memberikan bantuan kemanusiaan dan membangun kembali daerah terdampak.

Melalui Tanwir, Muhammadiyah menggaungkan kemakmuran sebagai visi yang sepaket dengan kemajuan. Sehingga ini menjadi tantangan bersama dengan jamaah umat Islam.

Tantangan di Masa Depan

Meskipun telah banyak meraih prestasi, Muhammadiyah masih menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Di antaranya adalah:

  • Radikalisme: Muhammadiyah perlu terus berupaya untuk menangkal paham radikalisme yang dapat merusak tatanan kehidupan bermasyarakat.
  • Modernisasi: Muhammadiyah harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin cepat tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur Islam.
  • Persatuan Umat: Muhammadiyah perlu terus memperkuat persatuan umat Islam dan menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi Islam lainnya.

Penutup

Muhammadiyah telah membuktikan eksistensinya sebagai organisasi Islam yang dinamis dan relevan dengan zaman. Dengan semangat yang sama, Muhammadiyah diharapkan dapat terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Kata Kunci: Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan, Islam, pendidikan, kesehatan, dakwah, sosial, modernisasi, radikalisme

Cite this article as: Ismail Suardi Wekke, "112 Tahun Muhammadiyah: Perjalanan Memakmurkan Bangsa," in Publikasi Universitas Muhammadiyah Barru, December 10, 2024, https://publikasi.unmuhbarru.ac.id/2024/12/10/112-tahun-muhammadiyah-perjalanan-memakmurkan-bangsa/.
Afghan (Unmuh Barru)

Higher Education in Afghanistan

Unmuhbarru.ac.id, Jakarta – Afghanistan coloured the world through many ways of life. Islamic pictures of the contemporary Islamic world show the contribution of Afghanistan from side to side. Fortunately, the situation makes it go to a different path of colour. Higher education trapped in the political environment of the nation. Indeed the “war” brings them to the challenge of knowledge management.

Higher Education in Afghanistan

Afghanistan’s higher education system has faced significant challenges throughout its history, particularly during periods of conflict and political instability.1 Despite these obstacles, there have been notable efforts to expand access to higher education and improve its quality.2

Key challenges include:

  • Limited infrastructure: Many universities lack adequate facilities, libraries, and laboratories.3
  • Lack of qualified faculty: A shortage of experienced and well-trained professors hinders the quality of education.4
  • Security concerns: Ongoing conflict and instability create a challenging environment for students and faculty.5
  • Gender inequality: Women’s access to higher education remains limited, particularly in rural areas.6

Despite these challenges, some progress has been made:

  • Increased enrollment: The number of students enrolled in higher education has grown in recent years.
  • New universities: Several new public and private universities have opened, offering a wider range of programs.
  • International partnerships: Collaborations with foreign institutions have helped improve curriculum and research capabilities.7
  • Online learning: The development of online courses has expanded access to higher education for students in remote areas.

The future of higher education in Afghanistan depends on several factors, including:

  • Continued investment in infrastructure and resources
  • Improvement of security conditions
  • Promotion of gender equality
  • Strengthening of academic standards
  • Support from the international community

While challenges remain, there is potential for Afghanistan to develop a robust higher education system that contributes to the country’s economic and social development.

Cite this article as: Ismail Suardi Wekke, "Higher Education in Afghanistan," in Publikasi Universitas Muhammadiyah Barru, December 8, 2024, https://publikasi.unmuhbarru.ac.id/2024/12/08/higher-education-in-afghanistan/.
Muslim (Unmuh Barru)

Pesantren, Madrasah, and School: Education and Learning Institutions

Unmuhbarru.ac.id, Jakarta – “Pesantren, Madrasah, and School: Education and Learning Institutions”, Religious education is instrumental part of society.

 

Pesantren: The Heart of Traditional Islamic Education in Southeast Asia

What is a Pesantren?

A pesantren is a traditional Islamic boarding school that plays a significant role in the development of Islam in Southeast Asia, particularly in Indonesia. These institutions not only impart religious knowledge but also instill moral values and cultural norms.

Key Characteristics of a Pesantren:

 * Community-Based: Pesantren are often located in rural or urban areas and serve as centers for Islamic communities.

 * Kiai as Spiritual Leaders: Kiai, respected Islamic scholars, are the spiritual leaders and primary teachers at pesantren.

 * Comprehensive Curriculum: The curriculum typically includes the Quran, Hadith, Islamic jurisprudence (fiqh), Sufism (tasawwuf), and other Islamic sciences.

 * Traditional Learning Methods: Learning methods often involve halaqah (group discussions) and bandongan (copying texts).

 * Boarding Facilities: Pesantren usually have boarding facilities where students, known as santri, live and study.

The Role of Pesantren in Southeast Asia:

 * Preserving Islamic Tradition: Pesantren play a crucial role in preserving authentic Islamic traditions and teaching Islamic values to younger generations.

 * Centers of Knowledge: They serve as centers for the development of Islamic knowledge, particularly in Islamic sciences.

 * Social Agents: Pesantren act as social agents, addressing social issues and providing community services.

Challenges Faced by Pesantren in the Modern Era:

 * Modernization: Pesantren face the challenges of modernization, including the influx of global information and changing lifestyles.

 * Competition with Formal Schools: They must compete with formal schools to attract students.

 * Preserving Tradition: Pesantren need to balance preserving traditional values with adapting to modern times.

The Future of Pesantren:

Pesantren have the potential to continue thriving and remain relevant in the modern world. By innovating and adapting to changing times, they can become high-quality educational institutions that produce well-rounded individuals with strong moral character and intellectual capabilities.

Potential Strategies for the Future:

 * Improving Educational Quality: Enhancing facilities, hiring qualified teachers, and developing relevant curricula.

 * Leveraging Technology: Utilizing technology to facilitate learning and increase access to information.

 * Embracing Change: Being open to change and innovation while upholding traditional values.

 * Collaborating with Other Institutions: Partnering with other educational institutions to enrich the learning experience.

Conclusion

Pesantren are vital institutions in the Islamic landscape of Southeast Asia. By addressing challenges and embracing opportunities, they can continue to shape the future of Islamic education and society.

 

Cite this article as: Ismail Suardi Wekke, "Pesantren, Madrasah, and School: Education and Learning Institutions," in Publikasi Universitas Muhammadiyah Barru, December 8, 2024, https://publikasi.unmuhbarru.ac.id/2024/12/08/pesantren-madrasah-and-school-education-and-learning-institutions/.

Mengenal Profesi Mediator

Unmuhbarru.ac.id, Barru – “Mengenal Profesi Mediator”

Mengenal Profesi Mediator: Jembatan Menuju Damai

Apa itu Mediator?

Mediator adalah seorang pihak ketiga yang netral dan independen, yang bertugas memfasilitasi komunikasi antara dua pihak atau lebih yang sedang bersengketa. Tujuan utama seorang mediator adalah membantu para pihak mencapai kesepakatan bersama yang saling menguntungkan, tanpa memberikan keputusan atau memaksakan solusi.

Mengapa Kita Membutuhkan Mediator?

Konflik adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Baik dalam lingkup pribadi, bisnis, maupun masyarakat, konflik dapat muncul kapan saja. Jika tidak ditangani dengan baik, konflik dapat berlarut-larut dan menimbulkan kerugian yang lebih besar. Di sinilah peran mediator sangat dibutuhkan.

Beberapa alasan mengapa mediasi sering dipilih sebagai alternatif penyelesaian sengketa antara lain:

  • Lebih cepat dan efisien: Proses mediasi umumnya lebih cepat dibandingkan dengan jalur hukum.
  • Lebih fleksibel: Para pihak memiliki kebebasan yang lebih besar dalam merumuskan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
  • Lebih konfidensial: Semua informasi yang diungkapkan dalam proses mediasi bersifat rahasia.
  • Lebih menjaga hubungan: Mediasi dapat membantu menjaga hubungan baik antara para pihak setelah konflik selesai.

Tugas dan Peran Mediator

Tugas utama seorang mediator adalah:

  • Memfasilitasi komunikasi: Mediator menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi para pihak untuk menyampaikan pendapat dan perasaan mereka.
  • Mengidentifikasi isu-isu: Mediator membantu para pihak mengidentifikasi akar permasalahan yang sebenarnya.
  • Mencari solusi kreatif: Mediator mendorong para pihak untuk berpikir kreatif dan mencari solusi yang saling menguntungkan.
  • Membuat kesepakatan: Mediator membantu para pihak merumuskan kesepakatan tertulis yang jelas dan mengikat.

Kualitas yang Dibutuhkan Seorang Mediator

Untuk menjadi seorang mediator yang efektif, seseorang harus memiliki beberapa kualitas penting, antara lain:

  • Netralitas: Mediator harus bersikap netral dan tidak memihak kepada salah satu pihak.
  • Keterampilan komunikasi: Mediator harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, baik lisan maupun tulisan.
  • Empati: Mediator harus mampu memahami perasaan dan perspektif dari setiap pihak.
  • Sabar dan teliti: Mediator harus memiliki kesabaran yang tinggi dan ketelitian dalam mengelola proses mediasi.
  • Keahlian dalam memecahkan masalah: Mediator harus memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah dan mencari solusi yang efektif.

Prospek Karier Seorang Mediator

Profesi mediator semakin diminati seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penyelesaian konflik secara damai. Mediator dibutuhkan dalam berbagai bidang, seperti hukum, bisnis, keluarga, dan masyarakat.

Penutup

Mediator berperan sebagai jembatan yang menghubungkan kedua belah pihak yang bersengketa. Dengan bantuan mediator, konflik dapat diselesaikan secara damai dan saling menguntungkan. Jika Anda tertarik dengan profesi yang menantang dan bermanfaat bagi masyarakat, menjadi seorang mediator bisa menjadi pilihan yang menarik.

Cite this article as: Ismail Suardi Wekke, "Mengenal Profesi Mediator," in Publikasi Universitas Muhammadiyah Barru, August 31, 2024, https://publikasi.unmuhbarru.ac.id/2024/08/31/mengenal-profesi-mediator/.

Beyond the Books: A Life and its Legacy of Shaykh Yusuf

Unmuhbarru.ac.id, Barru – Shaykh Yusuf. The name itself evokes a sense of reverence and profound impact. But Shaykh Yusuf’s legacy transcends the pages of dusty theological tomes. He was a scholar, yes, but also a bridge builder, a community leader, and a man who left an indelible mark on the lives of countless individuals.

Our journey begins not within the confines of a madrasa (Islamic school), but amidst the vibrancy of (insert place where Shaykh Yusuf was born). It was there that his intellectual curiosity blossomed, fueled by a thirst for knowledge that would propel him on a lifelong odyssey of learning. He traversed lands, absorbing the wisdom of renowned scholars, his mind becoming a tapestry woven with diverse Islamic traditions.

Upon his return, Shaykh Yusuf didn’t simply become a hoarder of knowledge. He became a conduit, a teacher who translated complex theological concepts into a language that resonated with the hearts and minds of his students. His classroom wasn’t just a physical space; it spilled out into the mosque, the marketplace, and the very fabric of the community.

Shaykh Yusuf’s influence extended far beyond the realm of religious instruction. He recognized the challenges faced by his community and emerged as a leader who championed social justice and advocated for the betterment of their lives. His voice – steeped in both religious authority and deep compassion – resonated with the people, inspiring them and giving them a sense of agency.

His legacy, however, is not confined to the past. Shaykh Yusuf’s teachings continue to shape the lives of Muslims today. His emphasis on ethical conduct, social responsibility, and the pursuit of knowledge remains fundamental pillars for navigating the complexities of the modern world.

Shaykh Yusuf’s story is not merely a biography; it’s a testament to the transformative power of knowledge, the importance of community engagement, and the enduring legacy of a life lived with purpose. He serves as an inspiration for all who seek to bridge the gap between scholarship and action, between the theoretical and the practical.

Shaykh Yusuf’s legacy is a testament to the fact that a life well-lived transcends the confines of books and classrooms. It is a life etched in the hearts and minds of those he touched, a life that continues to inspire generations to come.

Cite this article as: Ismail Suardi Wekke, "Beyond the Books: A Life and its Legacy of Shaykh Yusuf," in Publikasi Universitas Muhammadiyah Barru, July 4, 2024, https://publikasi.unmuhbarru.ac.id/2024/07/04/beyond-the-books-a-life-and-its-legacy-of-shaykh-yusuf/.
Teacher Training (Unmuh Barru)

A Workshop for Educators: Promoting Respectful Classrooms and School Communities

Unmuhbarru.ac.id, Barru – A Workshop for Educators: Promoting Respectful Classrooms and School Communities.

(Concep Note) Community Service:

Introduction: A Workshop for Educators: Promoting Respectful Classrooms and School Communities

Welcome, educators! Today’s workshop focuses on cultivating a powerful foundation for student success: respectful classrooms and school communities.

We all understand the profound impact a positive learning environment can have. In classrooms where respect thrives, students feel safe to take risks, engage actively, and learn from one another. These respectful spaces extend beyond the classroom walls, fostering a sense of belonging and connection throughout the entire school community.

This workshop offer, the educators, with practical strategies and tools to foster respect in your classrooms and schools. Through interactive sessions and collaborative discussions, you’ll gain valuable insights on building inclusive environments, addressing conflict constructively, and empowering students to become respectful citizens.

Together, let’s create classrooms and schools where every student feels valued, heard, and supported to reach their full potential.

Cite this article as: Ismail Suardi Wekke, "A Workshop for Educators: Promoting Respectful Classrooms and School Communities," in Publikasi Universitas Muhammadiyah Barru, July 3, 2024, https://publikasi.unmuhbarru.ac.id/2024/07/03/a-workshop-for-educators-promoting-respectful-classrooms-and-school-communities/.
Open Refine (Unmuh Barru)

Harmonisasi Data Bibliometrik dengan OpenRefine

Unmuhbarru.ac.id, Barru – Harmonisasi data bibliometrik merupakan proses untuk menyeragamkan dan mengintegrasikan data bibliometrik dari berbagai sumber yang berbeda. Tidak aja itu, juga untuk menyempurnakan dan meningkatkan validitas data, termasuk akurasi data. Langkah ini, perlu dilakukan agar data bibliometrik dapat digunakan secara efektif untuk analisis dan penelitian.

OpenRefine merupakan insstumen open-source yang dapat digunakan untuk harmonisasi data bibliometrik. OpenRefine menyediakan berbagai fitur yang dapat membantu dalam proses harmonisasi data, seperti:

• Pembersihan data: OpenRefine dapat digunakan untuk membersihkan data bibliometrik dari kesalahan dan inkonsistensi, seperti duplikasi data, format data yang tidak konsisten, dan kesalahan pengetikan.

• Transformasi data: OpenRefine dapat digunakan untuk mentransformasi data bibliometrik ke dalam format yang standar, seperti format MARC atau BIBX.

• Pencocokan data: OpenRefine dapat digunakan untuk mencocokkan data bibliometrik dari berbagai sumber yang berbeda.

• Penggabungan data: OpenRefine dapat digunakan untuk menggabungkan data bibliometrik dari berbagai sumber yang berbeda.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana OpenRefine dapat digunakan untuk harmonisasi data bibliometrik:

• Menyeragamkan format nama penulis: OpenRefine dapat digunakan untuk menstandariskan format nama penulis dari berbagai sumber yang berbeda. Contohnya, OpenRefine dapat digunakan untuk mengubah format nama penulis dari “John Doe” menjadi “Doe, John”.

• Menggabungkan data publikasi dari berbagai sumber: OpenRefine dapat digunakan untuk menggabungkan data publikasi dari berbagai sumber, seperti PubMed, Scopus, dan Google Scholar.

• Mencocokkan data publikasi dengan data peneliti: OpenRefine dapat digunakan untuk mencocokkan data publikasi dengan data peneliti dari berbagai sumber, seperti ORCID dan LinkedIn.

OpenRefine adalah alat yang dapat digunakan untuk harmonisasi data bibliometrik. OpenRefine mudah digunakan dan dapat dipelajari dengan cepat, bahkan oleh pengguna yang tidak memiliki pengalaman dengan pemrograman.

• OpenRefine hanya dapat digunakan untuk harmonisasi data bibliometrik yang tersedia dalam format teks.

• OpenRefine tidak dapat digunakan untuk harmonisasi data bibliometrik yang bersifat proprietary.

Harmonisasi data bibliometrik merupakan proses yang penting untuk dilakukan agar data bibliometrik dapat digunakan secara efektif untuk analisis dan penelitian. OpenRefine adalah alat open-source yang dapat digunakan untuk harmonisasi data bibliometrik. OpenRefine mudah digunakan dan dapat dipelajari dengan cepat, bahkan oleh pengguna yang tidak memiliki pengalaman dengan pemrograman.

Bibliografi

Ahmi, A. (2023, September). OpenRefine: An approachable tool for cleaning and harmonizing bibliographical data. In AIP Conference Proceedings (Vol. 2827, No. 1). AIP Publishing.

Kusumasari, T. F. (2016, October). Data profiling for data quality improvement with OpenRefine. In 2016 international conference on information technology systems and innovation (ICITSI) (1-6). IEEE.

Larsson, P. (2013). Evaluation of open source data cleaning tools: Open refine and data wrangler. University of Washington.

Li, L., Ludäscher, B., & Zhang, Q. (2019). Towards more transparent, reproducible, and reusable data cleaning with OpenRefine. iConference 2019 Proceedings.

Mandal, S. (2022). Integration of Linked Open Data Authorities with OpenRefine: A Methodology for Libraries. Library Philosophy & Practice.

Miller, M., & Vielfaure, N. (2022). OpenRefine: An Approachable Open Tool to Clean Research Data. Bulletin-Association of Canadian Map Libraries and Archives (ACMLA), (170).

Petrova-Antonova, D., & Tancheva, R. (2020). Data cleaning: A case study with openrefine and trifacta wrangler. In Quality of Information and Communications Technology: 13th International Conference, QUATIC 2020, Faro, Portugal, September 9–11, 2020, Proceedings 13 (32-40). Springer International Publishing.

Verborgh, R., & De Wilde, M. (2013). Using openrefine. Packt Publishing Ltd.

Hill, K. M. (2016). In search of useful collection metadata: Using Openrefine to create accurate, complete, and clean title-level collection information. Serials Review42(3), 222-228.

Cite this article as: Ismail Suardi Wekke, "Harmonisasi Data Bibliometrik dengan OpenRefine," in Publikasi Universitas Muhammadiyah Barru, April 28, 2024, https://publikasi.unmuhbarru.ac.id/2024/04/28/harmonisasi-data-bibliometrik-dengan-openrefine/.
Pengantar Bibliometrik (Unmuh Barru)

Pengantar Analisis Bibliometrik

Unmuhbarru.ac.id, Barru – Artikel berikut adalah merupakan pengantar untuk mempelajari bibliometrik. Sekali lagi, ini merupakan catatan-catatan dari proses belajar. Sehingga boleh jadi merupakan serpihan-serpihan catatan dan juga bacaan yang tidak menyeluruh. Maka, dalam bagian ini disebut bibliografi. Sehingga kita bisa bersama-sama dalam belajar sekaligus menelusuri kembali kepustakaan yang ada dalam rujukan ataupun yang belum ada.

Apa itu Analisis Bibliometrik?

Analisis bibliometrik adalah metode statistik untuk mempelajari pola publikasi ilmiah. Metode ini menggunakan data bibliografi yang dipanen dari pangkalan data tertentu, seperti judul, abstrak, kata kunci, penulis, dan afiliasi institusi, untuk mengukur produktivitas peneliti, mengidentifikasi tren penelitian, dan mengevaluasi dampak penelitian.

Hanya saja, untuk sampai pada kesemuanya itu, perlu bantuan alat atau perangkat lunak untuk mendapatkan data visualisasi. Kemudian, tidak hanya itu saja. Tetapi juga analisis. Sehingga bibliometrik sejatinya adalah analisis dengan tetap perlu kehadiran seorang peneliti.

Pemanfaatan Analisis Bibliometrik

Analisis bibliometrik dapat digunakan untuk berbagai tujuan, paling tidak dimanfaatkan untuk kepentingan, antara lain:

• Melacak perkembangan ilmu pengetahuan: Dengan menganalisis jumlah publikasi dan kutipan dalam suatu bidang, analisis bibliometrik dapat membantu melacak perkembangan ilmu pengetahuan dan mengidentifikasi bidang penelitian yang sedang berkembang pesat.

• Mengevaluasi dampak penelitian: Analisis bibliometrik dapat digunakan untuk mengukur dampak penelitian dengan menghitung jumlah kutipan yang diterima oleh suatu publikasi. Hal ini dapat membantu peneliti untuk mengidentifikasi karya yang paling berpengaruh dalam bidangnya.

• Mengidentifikasi tren penelitian: Analisis bibliometrik dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren penelitian dengan menganalisis kata kunci dan topik yang muncul dalam publikasi ilmiah. Hal ini dapat membantu peneliti untuk tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam bidangnya.

• Membandingkan kinerja penelitian: Analisis bibliometrik dapat digunakan untuk membandingkan kinerja penelitian antar individu, institusi, atau negara. Hal ini dapat membantu pembuat kebijakan untuk membuat keputusan yang tepat tentang alokasi sumber daya penelitian.

Langkah-langkah dalam Analisis Bibliometrik

Secara umum, analisis bibliometrik melibatkan empat langkah berikut:

1. Pengumpulan data: Data bibliografi dapat dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti database ilmiah (misalnya, Scopus, Web of Science), repositori institusi, dan situs web jurnal. Terkait dengan pangkalan data ini, bergantung sepenuhnya pada akses terhadap sebuah data.

2. Pembersihan data: Data bibliografi perlu dibersihkan untuk memastikan akurasinya dan menghilangkan duplikasi. Dalam kaitan dengan ini, penulis / peneliti perlu melihat data secara lengkap dan kemudian menyisir jikalau saja ada duplikasi ataupun kemudian ada yang memiliki perbedaan ejaaan dengan makna yang sama, seperti kiyai dengan kiai.

3. Analisis data: Data bibliometrik dapat dianalisis menggunakan berbagai metode statistik, seperti analisis frekuensi, analisis jaringan, dan analisis regresi. Dalam kaitan dengan ini, bibliometrik merupakan data awal, dan dapat diteroka dengan menggunakan penggunaan bersama dengan instrumen lainnya.

4. Interpretasi hasil: Hasil analisis bibliometrik perlu diinterpretasikan dengan hati-hati dan dikaitkan dengan konteks penelitian. Maka, bibliometrik tidak bisa menjadi alat generalisasi. Baik berdasarkan asal data yang bersumber dari data tertentu saja, dan kemudian hasilnya yang terkait dengan konteks.

Perangkat Lunak untuk Analisis Bibliometrik

Terdapat berbagai perangkat lunak yang dapat digunakan untuk analisis bibliometrik, diantaranya:

• VOSviewer: Perangkat lunak ini digunakan untuk memvisualisasi jaringan kolaborasi dan tren penelitian.

• CiteSpace: Perangkat lunak ini digunakan untuk mengidentifikasi topik penelitian dan tren tematik.

• Bibliometrix: Perangkat lunak ini digunakan untuk menganalisis produktivitas peneliti dan dampak penelitian.

• R: Bahasa pemrograman R dapat digunakan untuk analisis bibliometrik yang lebih kompleks.
Paparan di atas dalam empat perangkat lunak. Namun, tidak terbatas pada ini saja. Ada beberapa perangkat lunak lain yang juga digunakan seperti Publish or Perish, dll.

Penutup

Analisis bibliometrik merup[akan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mempelajari pola publikasi ilmiah. Metode ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti melacak perkembangan ilmu pengetahuan, mengevaluasi dampak penelitian, mengidentifikasi tren penelitian, dan membandingkan kinerja penelitian.

Dua catatan terkait dengan penggunaan analisis bibliometrik:

• Analisis bibliometrik hanyalah salah satu alat untuk mengukur dampak penelitian. Penting untuk mempertimbangkan faktor lain, seperti kualitas penelitian dan signifikansinya bagi masyarakat, saat mengevaluasi dampak penelitian.

• Analisis bibliometrik dapat dipengaruhi oleh bias data. Penting untuk menyadari bias ini dan menginterpretasikan hasil analisis bibliometrik dengan hati-hati.

Sebagai sebuah proses keilmuan, maka bibliometrik bukanlah sebuah mukjizat. Melainkan sebuah proses yang dapat direplikasi oleh setiap orang. Sehingga langkah-langkah yang dilaksanakan perlu disampaikan dalam bagian metode di artikel publikasi.

Bibliografi

Aria, M., & Cuccurullo, C. (2017). A brief introduction to bibliometrix. Journal of Informetrics11(4), 959-975.

Arsenova, I. (2013). New application of bibliometrics. Procedia-Social and Behavioral Sciences73, 678-682.

Ball, R. (2017). An introduction to bibliometrics: New development and trends. Chandos Publishing.

Borgman, C. L. (1989). Bibliometrics and scholarly communication: editor’s introduction. Communication research16(5), 583-599.

Bredahl, L. (2022). Introduction to bibliometrics and current data sources. Library Technology Reports58(8), 5-11.

Broadus, R.N. Toward a definition of “bibliometrics”. Scientometrics 12, 373–379 (1987). https://doi.org/10.1007/BF02016680.

Eom, S. (2009). An introduction to bibliometrics and informetrics. Author cocitation analysis: Quantitative methods for mapping the intellectual structure of an academic discipline (pp. 1-35). IGI Global.

González-Alcaide, G. (2017). Teaching bibliometrics: Key competences, contents, didactic materials and practical activities. INTED2017 Proceedings (pp. 9276-9281). IATED.

Haustein, S., & Larivière, V. (2014). The use of bibliometrics for assessing research: Possibilities, limitations and adverse effects. Incentives and performance: Governance of research organizations (pp. 121-139). Cham: Springer International Publishing.

Hood, W. W., & Wilson, C. S. (2001). The literature of bibliometrics, scientometrics, and informetrics. Scientometrics52, 291-314.

Kokol, P., Blažun Vošner, H., & Završnik, J. (2021). Application of bibliometrics in medicine: a historical bibliometrics analysis. Health Information & Libraries Journal38(2), 125-138.

McBurney, M. K., & Novak, P. L. (2002). What is bibliometrics and why should you care?. Proceedings. IEEE international professional communication conference (pp. 108-114). IEEE.

Mokhnacheva, Y. V., & Tsvetkova, V. A. (2020). Development of bibliometrics as a scientific field. Scientific and Technical Information Processing47, 158-163.

Salini, S. (2016). An introduction to bibliometrics. Research methods for postgraduates, 130-143.

Schneider, J. W., & Borlund, P. (2004). Introduction to bibliometrics for construction and maintenance of thesauri: Methodical considerations. Journal of Documentation60(5), 524-549.

Schrader, A. M. (1981). Teaching bibliometrics.

Schubert, A. (1983). Quantitative studies of science a current bibliography. Scientometrics5(3), 189-194. https://doi.org/10.1007/bf02095628.

Van Raan, A. (2019). Measuring science: basic principles and application of advanced bibliometrics. Springer handbook of science and technology indicators, 237-280.

Von Ungern-Sternberg, S. (1998). Teaching bibliometrics. Journal of Education for Library and Information Science39(1), 76-80.

Cite this article as: Ismail Suardi Wekke, "Pengantar Analisis Bibliometrik," in Publikasi Universitas Muhammadiyah Barru, April 23, 2024, https://publikasi.unmuhbarru.ac.id/2024/04/23/pengantar-analisis-bibliometrik/.
Bibliometrik (Unmuh Barru)

Analisis Bibliometrik: Deskripsi, Aspek yang Dikuasai, dan Panduan Praktik

Unmuhbarru.ac.id, Barru – Berikut ini, gambaran terkait dengan bibliometrik. Terutama bagi pemula yang mempelajari bibliometrik.

Deskripsi

Analisis bibliometrik telah muncul sebagai alat penelitian yang penting, memberikan wawasan berharga mengenai keluaran publikasi penulis, institusi, dan negara. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi tren, memetakan area penelitian, dan melacak dampak publikasi penelitian. Untuk itu, diperlukan pemahaman komprehensif tentang analisis bibliometrik, beserta keterampilan praktis yang diperlukan untuk melakukan analisis Anda sendiri.

Diklat ini dimulai dengan pengenalan analisis bibliometrik, di mana peserta akan mempelajari tujuan, kelebihan, dan perbedaannya dari metode penelitian lain seperti meta-analisis dan tinjauan literatur sistematis. Peserta juga akan mendapatkan wawasan tentang pertanyaan penelitian populer yang dapat dijawab oleh analisis bibliometrik.

Selanjutnya, peserta akan mendalami berbagai teknik analisis bibliometrik, termasuk analisis kinerja, pemetaan sains, analisis kutipan, analisis kutipan bersama, penggabungan bibliografi, analisis kata bersama, analisis penulisan bersama, metrik jaringan, pengelompokan, dan visualisasi. Peserta perlu mempelajari cara menggunakan masing-masing teknik ini untuk mengekstraksi wawasan bermakna dari data kutipan, dan bagaimana teknik tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil penelitian.

Di bagian terakhir, perlu dipelajari prosedur analisis bibliometrik, yang mencakup penentuan tujuan dan ruang lingkup penelitian Anda, memilih teknik yang sesuai, mengumpulkan data, menjalankan analisis, dan melaporkan temuan. Termasuk, mempelajari cara menggunakan alat analisis bibliometrik populer seperti VOSviewer, CiteSpace, dan SciMAT untuk memvisualisasikan dan menganalisis data kutipan.

Di akhir proses pembelajaran, peserta akan memiliki pemahaman komprehensif tentang analisis bibliometrik, serta pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan analisis Anda sendiri. Baik Anda seorang peneliti, akademisi, atau profesional, kursus ini akan membekali Anda dengan alat yang berharga untuk mengevaluasi dan mengukur dampak penelitian. Anda akan dapat menggunakan analisis bibliometrik untuk mengidentifikasi bidang penelitian yang muncul, mengevaluasi dampak publikasi, dan membuat keputusan berdasarkan informasi tentang strategi penelitian.

Aspek yang perlu dikuasai:

  • Memahami tujuan dan keuntungan analisis bibliometrik
  • Membedakan analisis bibliometrik dari metode penelitian lain seperti meta-analisis dan tinjauan literatur sistematis
  • Melakukan analisis kinerja, pemetaan sains, analisis sitasi, analisis ko-sitasi, penggandengan bibliografi, analisis kata bersama, analisis penulisan bersama
  • Menggunakan alat analisis bibliometrik populer seperti VOSviewer, CiteSpace, dan SciMAT untuk memvisualisasikan dan menganalisis data kutipan
  • Memilih teknik yang tepat untuk analisis bibliometrik
  • Melaporkan temuan analisis bibliometrik secara jelas dan ringkas
  • Menerapkan analisis bibliometrik ke berbagai bidang, termasuk sains, teknik, dan ilmu sosial
  • Memanfaatkan metrik jaringan dan pengelompokan untuk mengidentifikasi tren penelitian
  • Identifikasi bidang penelitian yang muncul dengan analisis bibliometrik
  • Mengembangkan pemahaman komprehensif tentang analisis bibliometrik

Panduan Praktis

Langkah-1 Tentukan tujuan dan ruang lingkup studi Anda
Langkah-2 Pilih teknik untuk analisis bibliometrik
Langkah-3 Kumpulkan Data untuk analisis bibliometrik
Langkah-4 Jalankan untuk analisis bibliometrik
Langkah-5 Laporkan Temuan

Bibliografi

Ahmad, Muhammad Shakil. (2024). Bibliometric Analysis: A Theoretical and Practical Guide. https://www.udemy.com/course/bibliometric-analysis-a-theoretical-and-practical-guide/.

Alsharif, A. H., Salleh, N. O. R. Z. M. D., & Baharun, R. (2020). Bibliometric analysis. Journal of Theoretical and Applied Information Technology98(15), 2948-2962.

Chai, K. H., & Xiao, X. (2012). Understanding design research: A bibliometric analysis of Design Studies (1996–2010). Design Studies, 33(1), 24-43.

Choudhri, A. F., Siddiqui, A., Khan, N. R., & Cohen, H. L. (2015). Understanding bibliometric parameters and analysis. Radiographics, 35(3), 736-746.

Tian, W., Cai, R., Fang, Z., Geng, Y., Wang, X., & Hu, Z. (2024). Understanding co‐corresponding authorship: A bibliometric analysis and detailed overview. Journal of the Association for Information Science and Technology75(1), 3-23.

Cite this article as: Ismail Suardi Wekke, "Analisis Bibliometrik: Deskripsi, Aspek yang Dikuasai, dan Panduan Praktik," in Publikasi Universitas Muhammadiyah Barru, April 17, 2024, https://publikasi.unmuhbarru.ac.id/2024/04/17/analisis-bibliometrik-deskripsi-aspek-yang-dikuasai-dan-panduan-praktik/.