Unmuhbarru.ac.id, Barru – Kita kenal bersama ngabuburit. Kata ini khas Sunda yang kemudian menasional. Dijadikan sebagai bahasa bersama, menunggu waktu berbuka puasa. Itu pemaknaan secara bebas.
Namun demikian, berpuasa sejatinya adalah bagian dari produktivitas. Maka, Ramadan ini menjadi sebuah peluang untuk bekerja bersama dalam mendorong wujudnya sebuah karya. Mulai dari sebuah “diskusi”. Bahkan teringat dimana masa-masa pandemi awal tahun 2020, rapatpun dapat menggunakan grup whatsapp.
Pagebluk covid-19 telah berlalu. Saatnya untuk menemukenali apa yang menjadi adaptasi pasca pandemi. Ada beberapa aspek yang berubah seiring dengan adaptasi. Sekaligus ada situasi baru yang kadang disebut dengan new normal.
Sehingga menjalani bulan suci Ramadan 1445 H/2024 M ini, sebuah peluang untuk digunakan bersama dalam kaitan mewujudkan produktivitas melalui kerja-kerja bersama.
Kembali ke ngabuburit. Ini juga masa-masa yang menggembirakan. Dimana puasa yang dijalani berawal dengan sahur. Kemudian diteruskan dengan salat shubuh. Seterusnya berjalan sampai Ashar. Begitu menanti beduk ditalukan sebagai tanda datangnya magrib, maka masa-masa ngabuburit dapat menjadi detik-detik selain sebagai sebuah kegembiraan, juga menjadi aktivitas untuk tetap produktif.